Tuhanku berfirman pada sebuah ayat "..Dan janganlah sekali-kali kebencian kalian terhadap suatu kaum mendorong kalian untuk berlaku tidak adil.." (QS Al-Maidah:8). Mengkajinya lebih dalam, ada makna yg sangat menyentuh hati kecilku saat ini. Menangispun tak akan cukup untuk menyelesaikan setiap pertanyaan-pertanyaan yg muncul ini.
Ketika sebagian menyepelekan firman-firman Allah SWT & astaghfirullahal'adzim sesak dada ini kalo untuk sebuah keyakinan pun masih dia permainkan. Seperti halnya hanya berhadapan dg orang biasa, bukan dg Sang Maha Luar Biasa. Sudah muncul benci dihati ini bahkan enggan untuk menyapa. Tapi masi ada dorongan untuk terus mengingatkan. Sampai bertemu dg perintah Tuhan yg intinya "Apabila meminta maaf begitu penting, maka memberi maaf, oleh Allah Yang Maha Pengampun bahkan disebut sbg salah satu ciri orang yg takwa & muhsin yg dicintai-Nya". Subhanallah, semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yg takwa & muhsin.
Berat sebenarnya hati ini untuk menyapa, masih saja berusaha untuk ikhlas. kemudian mendengar lagi firman-Nya " Tuhan lebih mengetahui ttg siapa yg sesat dr jalanNya. Apabila disakiti, membalas pun harus sama, tidak berlebih. Namun, apabila bersabar, justru lebih baik " (QS An-Nahl: 125-126)
Dan setiap pagi pun selalu ku bisikkan di dada ini, sabar.
Sempat diri ini membayangkan, bagaimana jika suatu hari ta'mir masjid setempat ataupun melalui sebuah kertas putih yg mengabarkan:
INNALILLAHI WA INNAILAIHI ROJI'UN
TELAH KEMBALI KE HADIRAT ILLAHI
ATIKA PERMATA SARI
Bagaimana jika itu terjadi? mungkin akan ada airmata? senyuman kecil keikhlasan? atau justru rasa syukur karna tak akan bertemu lg dg wajah masamku? Apa harus rasa sakit ini terbawa sampai tanah terakhir menutup kuburku? Semoga Allah menjadikan kalian orang-orang yg sabar yg aku harap tidak akan pernah merasa lelah untuk menasehatiku..
Semoga ketika saat itu terjadi, dia atau mereka akan mengetahui kekeliruannya. Amin.
Ketika sebagian menyepelekan firman-firman Allah SWT & astaghfirullahal'adzim sesak dada ini kalo untuk sebuah keyakinan pun masih dia permainkan. Seperti halnya hanya berhadapan dg orang biasa, bukan dg Sang Maha Luar Biasa. Sudah muncul benci dihati ini bahkan enggan untuk menyapa. Tapi masi ada dorongan untuk terus mengingatkan. Sampai bertemu dg perintah Tuhan yg intinya "Apabila meminta maaf begitu penting, maka memberi maaf, oleh Allah Yang Maha Pengampun bahkan disebut sbg salah satu ciri orang yg takwa & muhsin yg dicintai-Nya". Subhanallah, semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yg takwa & muhsin.
Berat sebenarnya hati ini untuk menyapa, masih saja berusaha untuk ikhlas. kemudian mendengar lagi firman-Nya " Tuhan lebih mengetahui ttg siapa yg sesat dr jalanNya. Apabila disakiti, membalas pun harus sama, tidak berlebih. Namun, apabila bersabar, justru lebih baik " (QS An-Nahl: 125-126)
Dan setiap pagi pun selalu ku bisikkan di dada ini, sabar.
Sempat diri ini membayangkan, bagaimana jika suatu hari ta'mir masjid setempat ataupun melalui sebuah kertas putih yg mengabarkan:
INNALILLAHI WA INNAILAIHI ROJI'UN
TELAH KEMBALI KE HADIRAT ILLAHI
ATIKA PERMATA SARI
Bagaimana jika itu terjadi? mungkin akan ada airmata? senyuman kecil keikhlasan? atau justru rasa syukur karna tak akan bertemu lg dg wajah masamku? Apa harus rasa sakit ini terbawa sampai tanah terakhir menutup kuburku? Semoga Allah menjadikan kalian orang-orang yg sabar yg aku harap tidak akan pernah merasa lelah untuk menasehatiku..
Semoga ketika saat itu terjadi, dia atau mereka akan mengetahui kekeliruannya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar